Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Samarinda Ikuti Seminar Sistem Istimbath Hukum dan Bahtsul Masail

Bandar Samarinda, 29 September 2024 – Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Samarinda mengikuti Seminar Sistem Istimbath Hukum dan Bahtsul Masail yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Emersia Hotel & Resort, Jl. Wolter Monginsidi No. 70, Teluk Betung Utara, Bandar Samarinda. Acara ini berlangsung selama dua hari, yaitu 29 dan 30 September 2024.

Perwakilan dari PCNU Samarinda yang hadir dalam seminar tersebut adalah Ky. Zamzani selaku Wakil Rois Syuriah, H. Andiyanto sebagai Wakil Tanfidziah, dan Gus Bustanul Arifin, S.Sy yang menjabat sebagai Ketua Lembaga Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama (LBMNU).

Dalam keterangannya, Gus Bustanul Arifin, S.Sy, menyoroti pentingnya Bahtsul Masail dalam merespons persoalan umat di tengah dinamika zaman. “Forum seperti ini sangat penting untuk menjaga kesinambungan tradisi keilmuan Nahdlatul Ulama, terutama dalam menjawab tantangan-tantangan kontemporer yang terus berkembang di masyarakat. Bahtsul Masail tidak hanya berfungsi sebagai forum untuk membahas masalah-masalah klasik, tetapi juga sebagai ruang untuk mengkaji isu-isu baru dengan pendekatan fikih yang moderat dan kontekstual,” ujar Gus Bustanul.

Sementara itu, H. Andiyanto mengungkapkan pentingnya seminar ini dalam memperdalam pemahaman hukum Islam yang terus berkembang. “Seminar ini sangat bermanfaat bagi kami, terutama dalam memahami bagaimana metode istimbath hukum dapat diterapkan pada masalah-masalah kontemporer yang dihadapi umat Islam saat ini. Dengan adanya forum ini, kami bisa berdiskusi langsung dengan para ahli, sehingga bisa merumuskan solusi hukum yang relevan, sesuai dengan kaidah fikih dan kondisi masyarakat saat ini," ujarnya.

Seminar ini merupakan bagian dari upaya PBNU untuk memperkuat kemampuan dalam metode istimbath hukum, yang menjadi salah satu ciri khas keilmuan di NU, serta memperdalam pembahasan berbagai masalah keagamaan kontemporer melalui forum Bahtsul Masail.

Selama dua hari, para peserta akan menerima materi dari para ulama dan pakar fikih terkemuka serta terlibat dalam simulasi kasus-kasus aktual yang kerap dihadapi masyarakat Islam di Indonesia.

Kontributor: Nurhadi